Searching...
Saturday, February 23, 2013
Saturday, February 23, 2013

Sejarah : PERADABAN AMERIKA | Kelas X, Semester 2


A. Aztek

Penduduk asli benua Amerika diperkirakan datang dari Asia melalui Selat Bering. Perpindahan itu terjadi beberapa kali dalam waktu yang berbeda. Penduduk itu kemudian bernama bangsa Aztek, maya, Chibcha, dan Inca. Kebudayaan mereka masih sangat rendah. Namun, beberapa abad kemudian mereka berhasil mencapai peradaban yang tinggi.
Kebudayaan Aztek berkembang di daerah Meksiko Tengah dan selatan, terutama di sekitar danau-danau Tezuko, Zumpangochalko, dan Xaltokan. Pengaruhnya meluas dari pantai pasifik sampai Teluk Meksiko. Bangsa Aztek hidup dari pertanian. Mereka dikenal sebagai bangsa yang suka berperang. Bangsa Aztek memiliki tentara yang kuat. Bangsa yang dapat dikalahkan mereka jadikan budak. Mereka membangun kota dan kuil dengan menggunakan tenaga para budak itu.
Untuk keperluan keagamaannya, bangsa Aztek membangun kuil-kuil berbentuk piramida yang besar dan megah, seperti kuil Matahari dan kuil Bulan. Dalam bidang pertanian, bangsa Aztek terkenal sanagat mahir. Mereka memanfaatkan lahan-lahan di sekitar danau dan rawa. Tanaman yang ditanam terutama padi dan jagung. Bangunan-bangunan yang dihasilkan besar dan indah. Bangunan pemujaan berbentuk piramida banyak didirikan. Patung-patung digambarkan secara terbuka atau berhadap-hadapan. Kebanyakan patung itu berbentuk mengerikan karena ada hubungannya dengan upacara pengorbanan manusia bagi pemujaan dewa Huitzilopochtli. Darah manusia merupakan bagian dari upacara untuk mencegah kehancuran dunia yang ditandai dengan lenyapnya matahari.
Upacara korban manusia bagi bangsa Aztek bukan hal yang mengerikan, begitu juga bagi calon korbannnya. Menurut kepercayaan mereka, kematian di tangan pendeta merupakan suatu kehormatan. Kurban itu dipersembahkan dengan tujuan agar dewa-dewa tidak marah sehingga tidak mendatangkan bencana alam. Puncak kebesarannya dicapai pada abad ke-13. ibu kota Tenokhtitlan di tepi Danau Tezuko merupakan suatu tempat pertahanan yang kuat. Peperangan antar suku bangsa Aztek sering terjadi. Pada masa pemerintahan Ahuitzoti, wilayah kekuasaannya meluas dari pantai pasifik sampai Teluk Meksiko, dan dari lembah Meksiko di Utara sampai Guatemala di selatan. Seluruh penduduk kerajaan Aztek berjumlah 5 juta orang. Bangsa Aztek ditaklukkan oleh Cortez dari Spanyol tahun 1519.

B. Chibcha

Chibcha adalah bangsa yang mendiami dataran tinggi Bogota di Kolombia Tengah. Bangsa Chibcha adalah bangsa petani. Mereka menanam kentang dan jagung. Mereka tinggal di kota yang mempunyai 20.000 rumah terbuat dari kayu dengan dinding yang terbuat dari rotan dan lumpur. Oleh karena itu, mereka tidak meninggalkan reruntuhan bangunan seperti halnya di Meksiko dan Peru.
Bangsa Chibcha memakai pakaian dari katun serta membuat perhiasan dari emas dan batu permata. Kebudayaan Chibcha juga mengenal sistem penanggalan yang maju, tulisan fiktograf (huruf dalam bentuk gambar), dan benda-benda keramik. Dalam bidang perdagangan mereka sangat maju. Bahasa Chibcha masih dipakai oleh bangsa Indian di Amerika Tengah, Meksiko, dan Kolumbia hingga kini.
Di dataran tinggi Bogota ada sejumlah negara yang saling berperang satu dengan yang lainnya. Pada permulaan abad ke-16, Dinasti Zipa dengan rajanya Nemerquene dan keponakannya Tisquesusa membangun kerajaan yang kuat di sebelah selatan daerah Chibcha. Musuhnya adalah Dinasti Tunja. Kerajaan Chibcha dikalahkan oleh tentara Spanyol sekitar tahun 1536 dan 1541.

C. Maya

Peradaban Maya telah berkembang di sebagian Amerika Selatan dan Amerika Tengah (Semenanjung Yukatan, Guatemala, dan Honduras) di abad ke-1 SM sampai dimulainya tahun Masehi. Pada abad ke-10 peradaban itu berkembang mencapai puncaknya. Mereka telah mempunyai sistem penanggalan yang lebih cermat daripada penanggalan Julian (Romawi). Kesenian, matematika, seni bangunan, dan astronomi, sudah sangat maju. Teknologi pertanian pun sudah sangat maju. Mereka juga sudah mengenal angka nol.
Bangsa Baya sudah mengenal tulisan hieroglif. Tulisan ini banyak dijumpai di tembok-tembok dan tangga-tangga kuil. Pada waktu bangsa Spanyol datang, naskah-naskah bangsa Maya dibakar. Bangunan bangsa Maya banyak dihiasi dengan relief dan dibangun tegak lurus pada teras yang tinggi. Atapnya datar dan tidak berjendela. Cahaya masuk hanya melalui pintu. Dinding bagian dalam bangunan dihias dengan lukisan. Bangsa Maya telah mengenal pembuatan barang-barang dari tanah liat yang dibakar (tembikar dan gerabah). Bentuknya sederhana dan dihiasi gambar atau relief.
Ada sekitar 200 buah bangunan yang dapat dijumpai di Kaminaljuyu, di pinggir barat daya kota Guatemala. Bangunan yang terbesar berupa piramida yang tingginya 26 meter dengan dua ruang makam di dalamnya. Di pusat salah satu makam terdapat mayat raja yang diletakkan di atas panggung kayu. Mayat itu dikelilingi mayat-mayat lain yang diduga merupakan jenazah orang-orang yang dikurbankan untuk mengawal raja menuju ke dunia lain. Di dalam ruangan itu juga ditemukan perhiasan dari batu berharga, kulit kerang, dan barang pecah belah.

Bangunan Uaxactun merupakan peninggalan bangsa Maya bagian tengah yang berasal dari masa yang lebih muda. Salah satu bangunannya berbentuk piramida bertangga yang bagian atasnya terpancung dan bagian depannya berhiris. Bangunan sejenis juga ditemukan di daerah Maya bagian utara.
Pada abad ke-13 terjadi perang saudara, tetapi kemudian mereka berdamai kembali sampai abad ke-15. Pada tahun 1451 kembali terjadi perang. Kota-kota besar terpaksa ditinggalkan. Ketika orang Spanyol sampai di situ pada abad ke-16, peradaban Maya sudah mengalami kemunduran. Saat itu jumlah orang Maya di daerah Yukatan sekitar 400.000 sampai 500.000 orang.
Bangsa maya memiliki peradaban tinggi. Kesenian, seni bangunan, matematika, dan bidang astronomi, mereka sangat maju. Mereka mempunyai penanggalan yang lebih baik daripada penanggalan Romawi. Mereka juga membangun jalan-jalan raya. Sistem pertanian juga telah maju karena mereka telah mengenal pengairan dan pemilihan bibit.

D. Inca
Di daerah Pegunungan Andes, Amerika selatan, pada abad ke-15 berkembang Kerajaan Inca. Nama Inca merupakan nama suku bangsa yang tinggal di sekitar Cuzco, Peru, sejak kira-kira abad ke-5 M.
Menurut legenda, bangsa Inca berawal dari sekelompok anak dewa Matahari yang menghuni sebuah gua di sebelah tenggara kota Cuzco. Dari mereka kemudian berkembang sekelompok keluarga yang mendiami dataran tinggi Peru. Mereka menggunakan bahasa Quechuan. Bangsa Inca sudah ada di wilayah Peru sejak kurang lebih 2800 SM. Mereka hidup di pegunungan. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mereka bertani. Tanaman yang mereka tanam adalah padi-padian dan kacang-kacangan. Seperti halnya bangsa Mesir Kuno, bangsa Inca juga mempunyai kepandaian mengawetkan mayat (mumi). Selain itu, bangsa Inca juga ahli dalam membuat benda-benda dari tanah liat bakar (tembikar). Benda-benda dari tembikar dibuat sangat sempurna kualitasnya dan diberi hiasan yang indah.
Sejak tahun 1200 M daerah Cuzco diperintah oleh Manco Capac seorang raja Inca yang pertama. Ia mempunyai dua orang putra, yaitu Huascar dan Atahualpa. Setelah ditaklukkan oleh Pachacuti pada tahun 1438 M, bangsa Inca mulai memperluas wilayahnya dengan menaklukkan daerah-daerah sekitarnya. Luas wilayahnya membentang dari daerah Quito di bagian utara sampai Chile di bagian tengah. Pachacuti digantikan oleh anaknya yang bernama Topa Inca. Pada masa Topa Inca, bahasa Quechua ditetapkan sebagai bahasa pengantar di seluruh wilayah Tahuantinsuyu. Tahun 1471 M ia meluaskan kekuasaannya ke utara, ke daerah Quito dan daerah manta di pantai ekuador bagian tengah. Setelah itu, ia menyerang Kerajaan Chimi, lalu ke selatan sampai Pachacamac.
Topa Inca meninggal tahun 1473 M. Ia digantikan oleh putranya Huayna Capac. Raja itu menghabiskan waktunya untuk membenahi administrasi pemerintahan dan memadamkan pemberontakan-pemberontakan. Ia menaklukkan daerah Yaguarcocha (danau daerah) di utara Quito. Bangsa Inca ditaklukkan oleh bangsa Spanyol di bawah pimpinan Francisco Pizarro pada tahun 1532 M.

0 comments:

 
Back to top!